Sebagaimana telah banyak diketahui orang, bahwa sastra merupakan sarana yang sangat efektif untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian pada seseorang tanpa harus menggurui. Hal ini disebabkan karena sebagai karya sastra merupakan karya imajinatif yang unsur estetiknya menonjol. Selain itu dulce et utile yang merupakan fungsi sastra menegaskan bahwa karya sastra selain bernilai menghibur, dia juga menawarkan berbagai pengalaman hidup yang akan sangat bermanfaat bagi para pembacanya.
Akan tetapi, semua fungsi dan hakikat sastra itu tidak akan kita dapatkan tanpa kita berusaha mengenal dan memahami sastra itu sendiri. Inilah pentingnya mengapresiasi karya sastra.
Apresiasi sastra sebagaimana yang dikatakan S. Effendi merupakan kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga timbul pengertian, pemahaman, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Pengertian tersebut di atas mengindikasikan bahwa untuk bisa melakukan apresiasi, ada beberapa langkah yang harus ditempuh seseorang sebagaimana yang dikatakan pula oleh Efendi dan kawan-kawannya, yaitu:
- Pengenalan
- Pemahaman
- Penghayatan
- Penikamatan
- penerapan
Karenanya, telaah terhadap karya sastra untuk mendapatkan manfaat dari sebuah karya sastra menjadi suatu yang tidak boleh ditinggalkan. Telaah inilah yang diharapkan mampu memberikan ajaran (to teach) dan memberikan kenikmatan (to delight) bagi pembaca, sebagaimana yang dikatakakan oleh Philip Sidney berkaitan dengan fungsi telaah sastra. Sementara itu McKeon menambahkan bahwa fungsi telaah sastra diharapkan mampu memberikan kepuasan (cheers) dan kekaguman (applause) bagi pembaca.
Untuk bisa mendapatkan fungsi-fungsi tersebut, seorang penelaah sastra, dalam penelaahannya, bisa menggunakan beberapa pendekatan. Abrams mengatakan minimal ada 4 pendekatan yang bisa digunakan untuk menelaah sastra, yaitu:
- Pendekatan objektif. Sebuah pendekatan yang mencoba melihat karya sastra dari unsur-unsur pembagunnya baik intrinsik maupun ekstrinsik. Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa karya sastra adalah sebuah karya seni yang mempunyai otonomi tersendiri.
- Pendekatan universal (kesemestaan). Pendekakatan ini bertolak dari asumsi bahwa karya sastra itu merupakan hasil dari peniruan terhadap kehidupan. Sehingga kehadiran karya sastra merupakan cermin dari kehidupan yang ada.
- Pendekatan pragmatig (resepsi), pendekata ini menekankan tanggapan pembaca terhadap sebuah karya sastra. Dalam pendekatan ini, pembaca menjadi sumber informasi yang penting.
- Pendekatan ekspresif, yaitu sebuah pendekatan yang menitikbneratkan kepada pengarang sebagai pencipta sastra .
Meskipun dalam penelaahan karya sastra terdapat 4 pendekatan, sebagaimana tersebut di atas, namun dalam kenyataannya untuk mendapatkan keutuhan makna sebuah karya sastra, keempat pendekatan tersebut tidak boleh dipisah-pisahkan.
0 komentar:
Posting Komentar