Kamis, 15 Oktober 2009
Surat Kepada Tuhan, sebuah Analisis Puisi
Surat kepada Tuhan (2)
Karya Ismet N.M. Haris
Han…,
Seperti pernah kubilang
Aku hidup tanpa
perencanaan sebelumnya
Lahir begitu saja, menghirupudara
Lalu dengan bekal yang kau beri
Aku pun berusaha memaknai benda-benda
Semampuku. Agar tak sia-sia menjadi
Manusia, insan kamil, begitulah perjanjiannya
Han…,
Tapi kau pasti tah, ujudku manusia
Sedang hatiku dihuni sekawanan ular berbisa
Kadang di dalam kepala bersemayam
Serigala, yang selalu memamerkan moncongnya
Han….,
Untuk hal yang terlampau berat ini
Tak bosan aku mencoba campur tanganmu
Perkenankanlah kiranya
Gambaran dalam puisi itu adalah seorang manusai yang menghubungkan dirinya dengan Tuhan. Muncul kesadaran pada seorang manusia bahwa dirinya adalah makhluk Tuhan. Akan tetapi ia lemah di hadapan Tuhan. Dia berusaha mengatasi segala permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan ini. Hal ini dapat dilihat pada bait pertama baris ke -2 samapi ke -5
Selanjutnya sebagai makhluk Tuhan, ia juga menyadari banyak kekurangan, banyak rintangan yang harus dihadapi.Menghadapi hal itu, dia berharap agar tidak menimbulkan kerugian bagi dirinya. Ia ingin bisa berhasil dalam hidup. Ia pun juga ta lupa berdoa kepada Tuhan, agar segala usaha yang ia lakukan diridhoi Tuhan.
Puisi di atas berarti membeberkan tentang pengalaman hidup. Dari pengalaman itu penulisnya berusaha menciptakan puisi yang indah. Kata-kata dalam puisi itu jelas dan tepat mengungkapkan maksud penyairnya. Kata-kata itu juga enak didengar, diksinya tepat.
Ada kata yang sama atau diulang (aliterasi) dalam puisi itu, yaitu kata Han. Maksudnya adalah Tuhan. Sedangkan kata-kata malam, hitam, kelam, padam menimbulkan rima yang indah, yang mempunya makna yang sama yaitu gelap, tak bercahaya, tak ada harapan kecerahan.
Karya Ismet N.M. Haris
Han…,
Seperti pernah kubilang
Aku hidup tanpa
perencanaan sebelumnya
Lahir begitu saja, menghirupudara
Lalu dengan bekal yang kau beri
Aku pun berusaha memaknai benda-benda
Semampuku. Agar tak sia-sia menjadi
Manusia, insan kamil, begitulah perjanjiannya
Han…,
Tapi kau pasti tah, ujudku manusia
Sedang hatiku dihuni sekawanan ular berbisa
Kadang di dalam kepala bersemayam
Serigala, yang selalu memamerkan moncongnya
Han….,
Untuk hal yang terlampau berat ini
Tak bosan aku mencoba campur tanganmu
Perkenankanlah kiranya
Gambaran dalam puisi itu adalah seorang manusai yang menghubungkan dirinya dengan Tuhan. Muncul kesadaran pada seorang manusia bahwa dirinya adalah makhluk Tuhan. Akan tetapi ia lemah di hadapan Tuhan. Dia berusaha mengatasi segala permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan ini. Hal ini dapat dilihat pada bait pertama baris ke -2 samapi ke -5
Selanjutnya sebagai makhluk Tuhan, ia juga menyadari banyak kekurangan, banyak rintangan yang harus dihadapi.Menghadapi hal itu, dia berharap agar tidak menimbulkan kerugian bagi dirinya. Ia ingin bisa berhasil dalam hidup. Ia pun juga ta lupa berdoa kepada Tuhan, agar segala usaha yang ia lakukan diridhoi Tuhan.
Puisi di atas berarti membeberkan tentang pengalaman hidup. Dari pengalaman itu penulisnya berusaha menciptakan puisi yang indah. Kata-kata dalam puisi itu jelas dan tepat mengungkapkan maksud penyairnya. Kata-kata itu juga enak didengar, diksinya tepat.
Ada kata yang sama atau diulang (aliterasi) dalam puisi itu, yaitu kata Han. Maksudnya adalah Tuhan. Sedangkan kata-kata malam, hitam, kelam, padam menimbulkan rima yang indah, yang mempunya makna yang sama yaitu gelap, tak bercahaya, tak ada harapan kecerahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar