2. Konsep
Psikologi adalah suatu seni yang biasanya menyajikan situasi yang terkadang tidak masuk akal dan suatu kejadian-kejadian yang fantastik. Psikologi dapat mengklasifikasikan pengarang berdasarkan tipe psikologi dan fisiologinya. Mereka bisa menguraikan kelainan jiwanya, bahkan meneliti alam sadarnya. Bukti-bukti itu diambil dari dokumen diluar sastra atau dari karya sastra itu sendiri. Banyak karya besar yang menyimpang dari standar psikologi, karena kesesuaian hasil karya dengan kebenaran psikologis belum tentu bernilai artistik. Pemikiran psikologi dalam karya sastra tidak hanya dicapai melalui pengetahuan psikologi saja. Namun pada kenyataannya atau pada kasus-kasus tertentu pemikiran psikologi dapat menambah nilai estetik atau keindahan karena dapat menunjang koherensi dan kompleksitas suatu karya.
3. Ciri-ciri
a. Pengarang menghindari penyesuaian diri dengan norma masyarakat, karena hal itu berarti mematikan arus lingkungan.
b. Adanya kemampuan membayangkan suatu bayangan yang bersifat indrawi.
c. Susunan mental seorang penyair berbeda dengan susunan sebuah puisi.
d. Sebagai gejolak emosi, suatu karya dapat menampilkan hubungan imajinasi dengan kepercayaan.
e. Psikologi merupakan suatu persiapan penciptaan.
f. Bersumber dari kebiasaan untuk tidak membeda-bedakan macam-macam penginderaan.
4. Manfaat
a. Mempertajam kemampuan pengamatan.
b. Membantu mengentalkan kepekaan pada kenyataan.
c. Memberi kesempatan untuk menjajaki pola-pola yang belum terjamah sebelumnya.
d. Studi tentang perbaikan naskah, koreksi, dan seterusnya karena jika dipakai dengan tepat, dapat membantu kita melihat mana keretakan, ketidakteraturan, perubahan, dan distorsi yang penting dalam suatu karya sastra.
e. Menjelaskan tokoh dalam situasi cerita.
5. Tokoh
a. Carl Jung
Mengungkapkan bahwa dalam bawah salam sadar manusia ada kesadaran kolektif yakni daerah masa lalu umat manusia di masa sebelum manusia ada dan menciptakan tipologi psikologi yang rumit.
b. Freud
Pengungkap konsepsi tentang seniman yang merupakan seseorang yang lari dari kenyataan dan hidup dalam fantasinya.
c. Erich Jaensen
Pengungkap kemampuan membayangkan hal-hal yang bersifat indrawi merupakan gejala menyatunya kemampuan berfikir dan pengindraan.
d. W.H. Auden
Menekankan bahwa seniman boleh tetap menjadi orang neurotik kalau ia tahan.
e. Ribot
Membagi dua tipe imajinasi sastrawan menjadi tipe plastis dan tipe diffluent.
6. Contoh
Jika kita pernah membaca novel The Birth of Tragedy karya Nietzsche pada tahun 1872 disitu terdapat penggolongan dua kutub seni yang menarik. Apollo dan Dionysus dua dewa seni Yunani mewakili dua jenis seni dan proses seni, seni patung dan musik, tingkat psikologis mimpi dan keadaan mabuk ekstase. Keduanya kira-kira sejalan dengan penggolongan sastrawan “pengrajin” dan sastrawan “kesurupan”, sastrawan klasik dan Romantik.
0 komentar:
Posting Komentar